Kekurangan Sendiri Yang Tak Terlihat

1745 Kata

Setiap harinya Reyhan tidak pernah lupa mengajak Rania mengaji. Anaknya juga tidak pernah menangis. Bahkan sering sampai tidur. Reyhan ingin membiasakan anaknya dari kecil. Keinginan untuk berhasil mendidik anaknya sampai Rania dewasa nanti. Tanggung jawabnya juga besar sekali untuk anak dan istrinya. Sekarang gilirannya Cindy yang Reyhan tarik untuk ikut bergabung. Sementara itu Rania masih dipangku oleh Reyhan tapi anaknya selalu diam. Sejak bayi Rania tidak pernah menangis, sampai usianya lima bulan lebih kegiatan itu selalu rutin. “Duduk sini bentar!” Cindy memasang mukenanya lagi. “Ada apa, Mas?” “Giliran ngaji. Katanya mau lihat anaknya pintar. Harus dikasih dengar yang baik-baik.” Cindy menyengir. “Udah lama, ya.” “Hmmm, waktu kamu hamil deh terakhir. Sekarang giliran gih.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN