Dua Minggu semenjak putranya meninggal, Marissa menjadi semakin pendiam. Tidak hanya pendiam, bahkan Marissa tidak mau keluar dari kamarnya dan tidak juga ingin bicara sama siapapun di rumah itu, tidak pada Rani, tidak juga pada Reyhan ataupun para asisten rumah tangganya. Senyum ceria Marissa benar-benar tenggelam dalam badai dua Minggu lalu, saat Tegar dinyatakan meninggal. Sore itu, Marissa hanya sedang meringkuk di atas ranjangnya. Hanya merebahkan tubuhnya namun matanya enggan untuk terlelap. Air susunya juga perlahan mengering, seolah tau jika pemiliknya sudah tidak ada lagi. "Rey, kenapa kau tak mengajak istrimu untuk sekedar berlibur, kita tidak bisa membiarkannya tetap seperti ini. Ini sama sekali tidak baik untuk mentalnya. Ambillah cuti dan bawa dia berlibur!" Imbuh Burhan saa