Bagaimanapun Sidney tetap merasa bersalah karena telah menghancurkan hidup Susan. Sidney tahu Susan sekarang hanya sendiri, tanpa pekerjaan, tanpa kekasih, tanpa keluarga dan semua itu karena dirinya.
Wajar jika Sidney jadi semakin tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Rasanya sekarang Susan jadi seperti tanggung jawabnya juga. Sesuatu yang dulu sangat dihindari oleh seorang Sidney Parker yang tidak mau merepotkan hidupnya dengan seorang wanita. Tapi sekarang tiba-tiba saja dirinya tidak bisa berkelit dari semua itu. Karena ternyata dia peduli dengan Susan, walaupun sampai sekaran wanita itu masih belum bisa di ajak bicara.
Sidney sudah berusaha berulang kali mengajak Susan bicara tapi masih saja sia-sia. Justru sepertinya dia sengaja ingin membuatnya kesal dengan sengaja memakan sereal. Susan tahu Sidney tidak akan mengijinkan dirinya makan serela karena Sidney memang jijik dan sering menyebutnya makanana kucing.
"Aku janji akan memberimu lebih banyak privasi jika kau mau kembali bicara," bujuk Sidney.
Tapi sepertinya Susan juga tidak bodoh.
Benar-benar wanita yang tidak mudah puas !
Gerutu Sidney mulai kesal karena walaupun cantik ternyata Susan juga lumayan licik. Sidney tahu Susan pasti hanya menunggu untuk mendapatkan tawaran lebih baik darinya.
"Aku yakin kau tetap akan melarangku memiliki teman pria!" ejek Susan yang sepertinya juga sudah cukup paham jika pria di kepalanya itu adalah seorang pencemburu.
"Sebaiknya kita membicarakan ini baik-baik," saran Sidney coba tetap terdengar bijak walaupun Susan masih tidak mau menghiraukannya.
"Ini tubuhku! milikku! kenapa aku harus mengikutimu! jika kau hanya numpang sebaiknya kau yang tahu diri! Silahkan kau di sana, tinggal di kepalaku tapi jangan sekali-kali merasa ikut memiliki tubuhku!"
Luar biasa, Sidney tidak menyangka bakal bertemu wanita seperti ini.
"Baiklah aku setuju, aku tidak akan ikut campur kecuali dalam hal mendesak," katanya kemudian.
"Dari mana aku bisa mempercayaimu, aku tidak tahu mahluk apa kau ini, dan dari mana kau berasal sampai tiba berada di kepalaku."
"Sebaiknya kita memang saling mengenal dulu, Susan. Anggap kita pasangan yang harus hidup bersama."
Susan justru hanya menyeringai jijik sebelum kemudian bertanya.
"Sekarang katakan dari mana asalmu? "
"Aku tidak ingat. " Sidney terpaksa berbohong.
"Kau memintaku untuk mempercayaimu hanya dengan jawaban seperti itu! " seringai Susan hanya semaki sinis, sepertinya dia benar-benar wanita yang tidak mudah ditawar.
"Aku tidak ingat sampai aku bangun di tubuhmu." Sidney coba kembali mengarang kebohongan.