“Kupikir pelayanku berbohong saat mengatakan calon cucu menantuku datang,” Edgar tersenyum, mendapat pelukan Claudia. Claudia berakhir debat dengan Sean tadi, ditambah Sean membuatnya menunggu lama di ruangannya. “Duduk,” pinta Edgar. Claudia pun duduk, merapatkan kakinya dan menatap Edgar. “Bagaimana hubunganmu dan Sean? Kuharap banyak kemajuan setelah kau pindah ke sana.” Harapan Edgar tidak akan terjadi, karena nyatanya Claudia merasa di permainkan datang ke sana. Tidak dianggap. Edgar yang semula tersenyum menyambut Claudia, mendapati wajah murungnya membuat ia tahu bila artinya Sean membuat Claudia tidak nyaman. “Clau—“ “Kenapa kau rahasiakan ini dariku?” tanyanya langsung membuat Edgar seketika terdiam. Ia coba mencerna kalimat yang dilemparkan Claudia. Edgar berpikir