32. Obsesi Cinta

1042 Kata

Sang ibu menggeleng perlahan, jemarinya yang mulai menua bergetar saat menggenggam tangan putrinya. Genggaman itu terasa hangat, tapi rapuh, seolah setiap getarannya menyimpan doa yang tidak sanggup lagi diucapkan. "Dia kakakmu, Ophelia," suaranya lirih, penuh getir yang tertahan di tenggorokan. "Sudah pasti tidak perlu kamu sejauh ini untuknya. Dia tidak akan tega melihatmu seperti ini, Nak." Ophelia hanya tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip helaan napas daripada kebahagiaan. Tatapan matanya memantulkan cahaya yang lembut namun penuh bayangan, seperti laut di malam hari yang tampak tenang padahal di bawahnya arus berputar ganas. "Dia kakakku, Ma," ucapnya perlahan. "Tapi dunia tidak tahu itu. Hanya keluarga, dan segelintir orang yang bekerja sama dengan perusahaan suamiku yang men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN