25. Sikap Yang Berbeda

1015 Kata

Udara dapur masih terasa hangat ketika aroma roti panggang dan telur orak-arik memenuhi ruangan. Ophelia berusaha menormalkan suasana dengan senyum lembut, walau hatinya masih berdenyut pelan oleh kata-kata Alessio dan pandangan Matteo yang tidak lagi setajam sebelumnya. Ia tahu, keduanya sama-sama belajar, satu belajar menahan amarah, satu lagi belajar memahami. "Duduk, Ale," ucap Ophelia lembut sambil menuntun putranya ke kursi makan. Alessio menurut, ia menarik kursinya pelan dan duduk di hadapan piring yang sudah tersusun rapi. Matteo ikut duduk di seberang, diam, menatap piringnya yang masih kosong. Ada banyak yang ingin ia katakan, tapi tidak ada satu pun kata yang terasa tepat. Ophelia menatapnya sejenak, kemudian menyodorkan secangkir kopi. "Minumlah dulu, sebelum dingin." Matt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN