Amanda sudah gelisah sepanjang malam, kepanasan dan perut besarnya semakin susah untuk berbaring. Pagi-pagi Dom sudah mengajak Amanda berendam agar lebih rileks. Kehamilan kembar memang benar-benar tidak mudah. "Bagaimana apa sudah lebih nyaman?" Dom juga meletakkan kaki Amanda di atas pangkuan pahanya untuk dia urut dengan pelan. Amanda memejamkan mata untuk fokus pada konsentrasinya dan mulai mengatur napas seperti yang dia pelajari di kelas yoga. "Aku ingin melahirkan dengan cara normal," ucap Amanda begitu membuka mata dan menatap Dom yang masih memberi pijatan pelan pada telapak kakinya yang juga mulai membengkak. "Kita harus menunggu cukup bulan jika ingin melahirkan normal, aku khawatir bayinya akan terlalu besar dan menyusahkanmu." Dom menyentuh perut Amanda, memperhatikan bent