"Aku masih nggak habis pikir loh, perempuan setangguh Mbak bisa disia-siakan sama Pakde Juan. Udahlah cantik, pinter cari duit lagi. Duuuh, bukan aku yang mau cerai tapi aku ikut nyesek sama kisah cinta Mbak." Mendengar penuturan Hanifah saat perempuan itu membantu Dini, salah satu karyawanku untuk mendisplay barang-barang yang akan menjadi sampel di tokoku, aku hanya bisa tersenyum kecil. Dimata orang aku tampak begitu indah, sayangnya tidak dimata suamiku yang hanya tinggal menunggu waktu untuk mendapatkan talaqnya. Sudah empat kali persidangan, yang berisikan agenda-agenda mediasi, melampirkan bukti dan saksi-saksi yang semuanya memberatkan Mas Juan karena dia benar-benar terbukti berselingkuh bahkan sampai berzina, masih aku ingat dengan benar bagaimana wajah terpojok pria yang sebe

