Samuel POV Langkahku tak lagi seperti berlari. Aku bahkan tak yakin apakah kakiku masih menapak lantai , aku yakin aku lebih mirip terbang daripada berlari, saat menyusuri lorong rumah sakit Permata Bunda. Napasku terengah, tetapi otakku hanya terpusat pada satu nama , Amelia. Aku mengerem mendadak di meja customer service, sampai terdengar sepatu Cloud ku berderit nyaring. Dua wanita berambut cepol di balik meja tersenyum ramah sangat kontras dengan wajahku yang pasti penuh rasa cemas. “Ruang bersalin ada di lantai berapa? Istriku... dokter Amelia. Katanya dia sudah di sana!” Salah satu dari mereka menunjuk ke arah lift sambil menjawab tetap dengan senyum manis, sesuai SOP customer service. “Lantai dua, Pak. Naik lift yang ada di sana” Tangannya menunjuk lurus penuh hormat Aku bert

