Samuel POV Aku memandang tangan Amelia yang bergetar. Kecemasan tergambar jelas di wajahnya, sorot matanya kosong seperti sedang tenggelam dalam badai pikiran yang tak bisa kuhentikan. Aku tahu pasti, apapun yang barusan disampaikan David lewat telepon itu telah mengguncang jiwanya. Aku tidak perlu bertanya. Kata “Ricky” saja sudah cukup membuat aku mengerti, mengapa mata Amelia seperti kehilangan pendar indahnya. Aku menunggu dalam diam. Mencoba meredakan debaran di dadaku sendiri. Menahan ketakutanku sendiri. Ketika Amelia akhirnya menurunkan ponselnya, ia tidak langsung menatapku. Ia menunduk, seperti menyusun ulang kepingan pikirannya. Tapi aku tahu isi pikirannya hampir sama kacaunya dengan milikku. Pasien David yang histeris … adalah Ricky. Ayah biologisku. Lelaki yang tak per

