Rosie terbangun saat cahaya pagi dari sela-sela gorden menggelitik wajahnya. Di perutnya terdapat lengan hangat yang tadi malam merengkuhnya lembut. Rosie terenyuh, David memang membuatnya tenang. Semenjak kematian orang tua mereka hanya Davidlah penguat Rosie dikala sedih. David seolah memiliki kekuatan yang membuatnya kesal sehingga dapat melupakan kesedihannya.
Rosie menghadapkan wajahnya dengan wajah David dan menatap wajah tampan yang sedang tertidur itu dengan mata yang berbinar.
"Dave, aku takut kehilanganmu. Kau satu-satunya yang terbaik di hidupku kini," gumam Rosie dengan tangannya mengusap rambut David lembut.
Setelah itu Rosie melepaskan dekapan David di perutnya dan meletakan di atas perut David sendiri . Dengan pelan Rosie berdiri dari sofa lalu segera menuju dapur. Anehnya semua isi kulkas dan lemari di dapur penuh dengan bahan-bahan masakan, Rosie yakin jika Davidlah yang mengisinya karena mungkin saja David takut untuk membiarkannya pergi. Segera Rosie membuat sarapan pagi.
Sementara itu, David pun sedari tadi sudah terbangun dan mendengar kata-kata yang digumamkan Rosie. Ia tersenyum, malaikatnya kini mulai membaik dan tidak sedih lagi seperti kemarin. Sama halnya dengan Rosie yang menganggap David sebagai heronya sedangkan David menganggap Rosie sebagai angelnya. Satu hal yang membuat David kuat menjalani hidupnya yaitu, Rosie. Maka dari itu jarang sekali David berdekatan dengan wanita karena baginya cukup Rosie saja di hidupnya, ia takut jika mengenal banyak orang dan tidak bisa menjaga mereka itu akan membuat hati David terluka. Cukup wanita itu saja yang pergi, jangan sampai Rosie juga pergi.
David akhirnya duduk dan mengacak rambutnya, ia terlihat tampan dengan rambut messynya. David langsung menuju dapur dan memeluk Rosie dari belakang sedangkan Rosie, ia terkejut dan mengucapkan sumpah serapah.
"Berhentilah untuk membuatku jantungan, Dave!" pekik Rosie dengan tangan yang masih memegang spatula.
David meletakkan dagunya di bahu Rosie, ia masih memeluk Rosie. "Aku suka membuatmu kesal Rose," balas David dengan kekehan.
Rosie mencoba melepaskan pelukan David dengan berputar-putar tetapi David semakin kuat memeluknya, sebenarnya Rosie tidak masalah dengan hal itu, ia hanya ingin menggoda David saja. Mereka berputar-putar sampai akhirnya David mengalah karena lelah tertawa.
"Oke! aku menyerah haha," ucap David sembari melepaskan pelukannya. Rosie menanggapinya dengan tersenyum penuh kemenangan.
Rosie kembali ke masakannya dan menemukan ayam yang dimasaknya setengah gosong.
"Dave!" pekik Rosie.
Rosie mencak-mencak di tempatnya sedangkan David yang melihat itu hanya tertawa terbahak-bahak. Rosie segera saja mematikan kompor itu dan langsung mengejar David yang sudah berlari duluan. Mereka berputar-putar mengelilingi sofa sampai akhirnya David masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
Rosie menggedor kuat pintu kamar David. "Keluarlah, Dave, atau aku akan mendobrak kamarmu," ancam Rosie.
David tergelak di dalam kamarnya "Kau yakin bisa mendobrak pintu ini dengan tubuh kecilmu?"
"Te-tentu saja," ragu Rosie.
"Kalau begitu cobalah." Tantang David.
Rosie yang mendengarkan hal itu mulai bersiap-siap. Ia mundur berapa langkah dari pintu lalu dengan kecepatan yang bagi Rosie sangat cepat, ia mulai berlari menerjang pintu itu namun sayangnya David tau Rosie akan melakukan itu maka ia membuka pintu kamarnya sebelum Rosie berhasil mengenai pintu itu dan akhirnya sudah dapat ditebak, Rosie jatuh terpelungkup di atas lantai dengan dramatis.
"Aww!" ringis Rosie.
David kini sudah mulai tertawa terbahak bahak memegangi perutnya yang kian keram. Sementara itu Rosie mencoba berdiri tegak dari jatuhnya namun siku-sikunya sakit.
Rosie ingin meminta bantuan David namun suara ketukan membuat David pergi untuk membuka pintu. Rosie semakin mengutuk David selama ia berusaha berdiri.
"Pergilah kau k*****t!"
Suara itu membuat Rosie terkejut, membuatnya segera berlari ke pintu depan dan melihat David mendorong Charles sembari memakinya.
Melihat kedatangan Rosie, Charles segera menghentikan dorongan David dengan sekali hentakan. Ia segera menuju Rosie dan melewati David dengan mudahnya.
Segera ditariknya tangan Rosie dan membawanya kepelukannya. Rindu adalah hal yang candu bagi Charles. Wanitanya kini tidak terlihat semengerikan kemarin saat ia mengurungnya di istananya. Wajah Rosie saat ini terlihat sangat hidup dengan bibir merah meronanya.
Rosie yang terkejut itu hanya pasrah saat ia didekap oleh Charles namun setelah ia terbangun dari keterkejutannya ia mulai meronta untuk terlepas dari Charles.
David mulai marah, dengan kuat ia meraih kerah jaket Charles dan menariknya hingga keluar rumah. David menonjok Charles secara tiba-tiba membuat lebam di sebelah mata Charles.
"PERGILAH DARI SINI k*****t! JIKA KUTEMUKAN KAU MENYENTUH ADIKKU SEUJUNG RAMBUT SAJA AKAN KUHANCURKAN D'RAMIO ITU!" marah David yang sudah dalam ambang batasnya.
Charles entah mengapa terlihat menantang David dengan tatapan mata yang meremehkan. David terlalu percaya diri menurut Charles. D'ramio itu kuat, tidak ada yang bisa mengalahkan D'ramio dan David harus tau itu.
"Hentikan omong kosongmu." Charles memperingati David dengan nada dinginnya.
David balik menatap remeh Charles, "Kalian hanya seonggok geng kotor, jangan berlaga seolah kalian adalah dewa," ejek Davod dan hal itu sontak membuat Charles geram.
Dari seribu orang hanya ada dua atau tiga orang yang berani mengatakan hal seperti itu dan David adalah salah satunya yang berani mengatakan hal itu tepat di depan muka Charles.
"Sekuat apa dirimu berkata seperti itu?" tantang Charles dan menatap David sengit, ia juga mendekatkan dirinya pada David.
Rosie menatap mereka berdua dengan ketar ketir, di pikirannya sudah ada beberapa adegan yang berakhir buruk untuk David dan Rosie tidak ingin hal itu terjadi.
Oleh karena itu, Rosie segera saja menubruk Charles dengan maksud mendorong Charles menjauh. Entah karena refleks Charles yang kuat atau instingnya yang tajam, Charles malah menarik Rosie dan tubrukan itu menjadi sebuah pelukan.
David tentu saja menggeram melihat itu, dengan satu sentakan ditariknya tangan Rosie dan meletakkan Rosie di belakang tubuhnya yang semua orang tahu jika David melindungi Rosie.
"Kau bercanda? Berikan Rosie padaku SEKARANG!" titah Charles dengan amat sangat penekanan di suaranya.
David mengambil benda pipih di kantongnya dan menelepon polisi "Hallo, tolong kemari ada seseorang yang berusaha menculik adikku, alamatku di---"
DUG!
Ucapan David terpotong oleh tendangan Charles diteleponnya dan membuat benda pipih tersebut buyar di lantai. Telinga David mengeluarkan darah sedikit karena tendangan Charles memang begitu kuat.
Rosie menatap Charles tidak percaya dan dengan langkah cepat ia menghampiri Charles lalu mendaratkan sebuah tamparan di pipi Charles.
Plak!
"Pria sialan!" umpat Rosie.
Charles benar-benar diambang kesabarannya. Ia mengepalkan tangannya dan terbentuk urat akibat kepalan tangannya. Ia mendekati Rosie dan berkata, "Kau telah membuat kesabaranku hilang, Rosie."
Charles langsung saja mengangkut Rosie seperti karung di pundaknya, Rosie meronta tidak berhenti. Sedangkan David mencoba menarik Rosie namun sebuah tembakan mengenai lehernya, itu adalah obat bius yang seketika membuat David terlelap.
Setelah mendapatkan Rosie di genggamannya ia langsung menuju mobilnya yang di sana sudah berbaris para bawahannya termasuk penembak David tadi.
Rosie berteriak, menangis dan meronta minta dilepaskan apalagi ia melihat apa yang terjadi pada David namun Charles tetap dengan hati dinginnya, ia malah membuat Rosie pingsan dan dengan begitu ia tidak akan melihat tangisan menyedihkan Rosie lagi.