Angel meremas rambutnya, merasa frustasi. Ia sudah sampai dipelataran rumah orang tua Faza, namun untuk melangkahkan kakinya turun dari mobil, rasanya ia sungguh malas sekali. Rasa malas itu di picu karena rasa kecewanya yang belum juga sirna. Entah sampai kapan, yang pasti ia memang merasa kecewa pada lelaki yang menyandang status sebagai suaminya itu. "Arrggg, gue harus gimana?" tanya nya pada dirinya sendiri. Air matanya bahkan sudah berlomba 'siapa cepat', untuk menuruni pipi putihnya. "Malang bener nasib gue suka sama Bang Fa.. Udah dulunya ditolak, di usir-usir, jadi bininya gue dilecehin, hiks." racau Angel dalam kesendiriannya di dalam mobil. "Hiks, hiks, huaa..." jeritnya membenturkan keningnya di roda kemudi. "Mana udah nggak perjaka, huaaaaaaaaaaaa, Mama Angel pengen nyebur

