David segera membawa Lucy masuk ke dalam keretanya. Lucy benar-benar tidak bisa menolak, karena kenyataannya mereka memang sudah terikat kontrak pernikahan yang tidak akan bisa di sangkal oleh siappun. Lucy sengaja berpaling melihat keluar jendela karena tidak ingin melihat wajah David. "Jangan bilang kau menyukai pemuda itu," pacing David setelah mereka diam cukup lama. "Itu bukan urusanmu," acuh Lucy, masih dengan nada ketusnya. "Semua yang berhubungan denganmu adalah urusanku." "Coba saja, memangnya apa yang bisa kau lakukan selain menggunakan kontrak bodoh itu untuk mengancam semua orang!" Lucy seperti bisa ikut merasaka rahang David yang mengeras dan berdenyut, ketegangan itu berhasil membuat mereka mempertahankan kesunyian sampai beberapa saat. "Ganti pakaianmu karena aku akan