85 : Pelukan Pertama

2130 Kata

Dalam keadaan sudah rapi, Arsy mengemban sang putra dan membawanya keluar dari rumah. “Kita jemur yuk mumpung Mamah belum pergi kerja dan Yayah juga masih siap-siap.” Meski tak bekerja secara full time, mulai hari ini Arsy memang akan kerap mengunjungi butik untuk mengerjakan beberapa pekerjaan penting. Pekerjaan di butik sungguh tidak bisa benar-benar dilepas karena persaingan pasar saja makin hari makin keras. Bisa tumbang jika Arsy yang menjadi bagian penting dari butik tak kunjung memberikan inovasi. Arsy sengaja berdiri di tengah halaman rumahnya yang sudah dihiasi sorot sinar matahari pagi. Ia timang sang putra dan menatapnya penuh cinta. Putranya itu langsung sibuk menghalau silau, kedua mata Giant yang makin hari makin cekatan memberikan respons, sibuk menyipit padahal tanpa mela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN