88 : Kita Pacaran, Kan?

2075 Kata

Livy masih memeriksa setiap map yang tertumpuk memenuhi meja kerjanya, ketika Arsy datang. Sebenarnya Arsy datang dengan Yama, tapi Yama tidak ikut masuk dan memilih menunggu di depan pintu ruang kerja Livy. Yama terjaga di sana dan tak kalah emosional dari Arsy, meski Yama masih bisa menyikapi keadaan dengan tenang. “Kamu ke sini?” Keadaan Arsy yang emosional membuat Livy terusik. Ia langsung berdiri dan meninggalkan tempat duduknya hanya untuk menghampiri Arsy, memastikannya baik-baik saja. “Kamu kenapa? Ada masalah apa?” Livy membiarkan tubuhnya direngkuh kemudian dipeluk erat oleh Arsy. Sahabatnya itu menangis, tangis pecah yang sampai membuat tubuhnya ikut terguncang pelan. Tangis Arsy terdengar sangat pilu, seolah kesedihan sekaligus luka yang dirasakan sangat dalam. “Sy ...?” Li

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN