Aku bersyukur semua berjalan baik, hubunganku dengan ayah juga sudah baik, dengan bunda juga demikian. Kesehatanku berangsur pulih karena operasi tergolong berhasil. Tapi hingga hari ini Argan tidak kunjung datang menemuiku. Itu menyebalkan sekali. Pikiranku kemana-mana. Apakah dia sibuk berduaan dengan Naya? Si perempuan pencari perhatian itu? Aku kesal jika memikirkannya. Bisa-bisanya dia tidak menjenguk aku yang terhitung masih sakit ini? Tapi amukanku tidak terjadi karena siang inu dia datang. Wajahnya tampak kusut, dan penampilannya juga terlihat berantakan. Dia tersenyum tipis padaku kemudian duduk di sebelahku. “Udah lebih baik?” Tanyanya pelan. Aku masih diam saja. Masih kesal. “Kemana aja? Kenapa baru datang?” Ucapku beberapa menit kemudian. “Sibuk, urusan kantor lagi banyak.”