Tepat sehabis subuhan Gary pamit pada Irgi dan April untuk kembali ke kosannya. Untung Gary bangun sebelum subuh, sempat nyiapin sarapan untuk pasangan yang sudah berbaik hati menerimanya di kediaman mereka.
Begitu sampai di depan bangunan tempatnya tinggal, Gary ketemu abang tukang roti Lauw, karena semalam ga sempat nyetok buat teman ngopi, Gary merogoh sakunya, lumayan masih dapat satu roti isi coklat dengan selembar sepuluh ribu yang tersisa. Setelahnya, barulah Gary masukin motor ke garasi kosan.
“Lah? Baru malik maneh?” tanya Jiro yang bukain pintu sambil garuk-garuk ketek. Kebiasaan banget emang tiap bangun tidur pasti begitu gayanya. “Eta kabogoh maneh nelpon semalam nangis-nangis.”
Info yang sungguh menyentil hati Gary di pagi hari.
“Minta di telpon balik,” sambung Jiro la
