Bab 107.

2164 Kata

“Ayo, silahkan dihabiskan.” Naka mempersilahkan dua orang yang duduk di depannya terpisah meja kafe sambil tersenyum. Bola mata Naka berhenti pada sosok pria bernama Rio yang dikenalkan oleh Ardan—pemilik salah satu agensi terkenal yang sudah menelurkan banyak artis dan model di Jakarta. “Silahkan, Rio.” Rio meletakkan ponsel ke atas meja, kemudian meraih kuping cangkir dan membawa tepi cangkir ke sela bibirnya. Menikmati rasa pahit bercampur manis dan gurih s**u. Sementara pandangan mata pria itu tidak beralih dari pengusaha muda yang baru pertama kali ia temui. Naka kemudian menggeser pandangan matanya. Pria yang duduk menyandar kursi kafe itu mengetukkan pelan ujung telunjuk kanannya ke atas permukaan meja. Sepasang matanya mengecil ketika bertemu tatap dengan netra Ardan. Dua sudut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN