Bab 53. Diprovokasi

2211 Kata

“Astaga … kenapa kamu jalan tanpa kruk, Zahra?’ tanya Naya terkejut. Dia baru saja membuka pintu kamar Zahra dan melihat Zahra sedang berjalan tanpa alat penyangga. Wanita itu buru-buru melangkah lebar menghampiri Zahra yang kini menghadap ke arahnya. “Jangan dipaksakan dulu, nanti makin parah.” “Sudah enakan, kok, Bu.” Zahra menarik paksa kedua sudut bibir walaupun harus menahan nyeri dan ngilu yang bercampur jadi satu. “Ini … sudah bisa buat jalan sekarang.” Zahra kembali memperlihatkan senyumnya, lalu menarik langkah—memperlihatkan pada sang nyonya rumah jika kakinya sudah baik-baik saja. Dia tidak butuh kruk. “Besok saya sudah bisa balik ke kos, Bu. Sudah bisa aktivitas lagi.” Zahra tersenyum memperlihatkan kebahagiaan. “Alhamdulillah, obatnya manjur.” Naya menggelengkan kepala sam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN