Zahra tertawa sambil menggeleng. “Tidak. Maksudku, belum. Aku belum datang bulan.” “Wah, bisa jadi tanda bagus. Langsung tokcer.” Mekka tertawa. Senang kalau memang benar Zahra sudah hamil. “Apaan sih, Kak? Tidak mungkin.” Zahra menggelengkan kepala. Baru satu minggu setelah mereka bercinta tanpa pengaman. Jadi, ya rasanya tidak mungkin secepat itu langsung jadi. Zahra terbatuk mengingat berapa kali mereka bercinta selama satu minggu terakhir. Zahra tidak menghitung saking banyaknya. Apa mungkin sudah jadi? “Minum dulu. Tenang, Mbak. Tidak ada yang tidak mungkin. Mas Naka sehat, Mbak Zahra sehat. Apanya yang tidak mungkin. Iya, kan, Ma?” Tara bertanya pada sang mama setelah memberikan minum pada kakak iparnya yang terbatuk. “Iya. bisa jadi kalau memang Allah mengizinkan.” Naya menjawab