“Dia yang apa-apaan. Dasar pelakor. Sudah puas kamu mengambil laki-laki orang, hah?! Puas kamu? Dasar murahan! p*****r murahan!” “Dia … dia itu p*****r!” Sherly yang memang sedang dikuasai setan itu menunjuk Zahra sambil menatap penuh kebencian. Bahu wanita itu bergerak naik turun dengan ritme cepat. Nita menoleh ke arah Zahra. Menatap bertanya sang teman yang hanya diam sambil membalas tatapan perempuan yang baru saja menyebutnya sebagai pelakor, dan juga p*****r. Kenapa Zahra diam saja? Kenapa tidak menyanggah atau melawan? “Kamu pikir, kamu bisa bahagia dengan merebut calon suami orang?” Sepasang mata Sherly melotot. Zahra menekan katupan rahangnya. Bola matanya bergerak ke sekitar. Detik berikutnya, Zahra justru mengayun kakinya tanpa mengatakan sepatah katapun. “Mau kemana kamu?”