Sejak dimarahi Andra beberapa minggu lalu, Icha merasa sangat malu. Dia menyadari dirinya yang sangat konyol dan bodoh, merendahkan diri di depan seorang pria dan itu tidak bisa dibenarkan sama sekali. Sayangnya, Icha malah tidak semangat meneruskan skripsinya, dan memilih berhenti memikirkannya. Tidak ingin terus menangisi nasibnya, Icha iseng berselancar di dunia maya, melihat-lihat keadaan kehidupan orang-orang di luar sana. Tiba-tiba saja Icha tertarik dengan kehidupan di sebuah panti asuhan, yang ternyata lokasinya tidak begitu jauh dari komplek elit rumahnya. Panti asuhan itu lumayan bersih dan rapi serta menunjukkan anak-anak yang sehat dan wajah yang ceria. Icha tidak lagi sedih melihat wajah-wajah ceria anak-anak di panti asuhan tersebut, meskipun anak-anak itu hidup tanpa kas