Didesak oleh keinginan kuat, Icha melepas baju dan celananya. “Icha ….” “Pak Andra ….” Icha yang sudah tak berbaju, dengan keinginan besarnya menurunkan celana Andra. Dia lalu duduk mengangkang di atas perut Andra, menyentuhkan miliknya ke milik Andra yang sudah tegang dan keras. “Icha mau Bapak. Icha mau dimasuki, masuk aja, Pak,” lirih Icha. Andra mendekap pinggang Icha, mengangkatnya sedikit dari tubuhnya, dan menggerak-gerakkan maju mundur, bergesekan dengan miliknya. “Oooh, Pak Andra. Icha mau masuk rasanyaaaa.” Icha memegang buah dad*nya sendiri, meremasnya, dan kepalanya mendongak. Andra pun ikut melenguh, menahan hasrat yang luar biasa, hingga ke ubun-ubun, ingin merasakan kenikmatan yang pernah di rasakan saat bersetubuh dengan mantan istrinya. Andra menepis bayang-bayang