Siska menghela napas panjang, lalu tersenyum kecut, menggeleng dan berkata, “Aku dan Mas Fandi sedang bermasalah.” Ananta dan Laksmi saling pandang. Ananta sedikit mencibir, merasa dugaannya benar dan Laksmi menganggukkan kepalanya. Keduanya lalu menghadap ke Siska dan merangkul bahunya. Meskipun sikap Siska barusan agak menyebalkan, tapi sebagai sesama perempuan, mereka berdua jadi ikut simpati setelah mendengar pengakuan Siska mengenai keluarga barunya. “Soal anak, aku belum hamil dan dia menanyakannya,” aku Siska akhirnya. Ananta menggeleng sebentar, “Ya ampun, nggak sabaran banget sih. Baru juga beberapa minggu kalian menikah. Aku saja … tujuh tahun menikah, barulah Zico lahir dan tak lama Beno pun lahir.” Ananta menyesalkan sikap tidak sabaran Fandi, hingga dia membandingkan keada