Hera merasa beruntung, karena mengiyakan ajakan suaminya pergi makan siang hari ini. Bukan cuma membuatnya paham kalau ternyata Ruby tidak semenyebalkan itu, juga makna tatapan Max setiap kali bertemu Jingga. Namun, karena tadi siang bisa bertemu ibu dan istri Niko. Hera puas bukan main sudah bisa mempermalukan dua manusia sialan, yang tiba-tiba datang mengguyur muka suaminya. Tadi dari restoran mereka memutuskan mampir ke rumah Ezra yang sementara dibiarkan kosong. Rumah yang berhadapan dengan kediaman Deva, juga bertetangga dengan Vian, Cello juga Daren. Mereka lah alasan Ezra membeli rumah disini. Supaya dekat dengan teman-temannya. Selain memang tempatnya aman dan nyaman. “Lain kali kalau ketemu lagi dan mulutnya masih berani nyampah, aku gampar beneran. Amit-amit si nenek Lampir.