65
Matahari pagi Bali mengintip dari balik tirai jendela kamar hotel Devan dan Eve. Keduanya masih terlelap, sisa perjalanan panjang sehari sebelumnya membuat tubuh mereka lelah. Namun, dering ponsel memecah keheningan, membuat Devan terbangun dengan mata masih berat.
Ia meraih ponsel yang tergeletak di meja kecil di samping ranjang. Layar ponsel menunjukkan nama yang sangat ia kenal: Mama Raisa.
Devan menghela napas, mencoba mengumpulkan tenaga untuk menjawab panggilan itu. Sambil berjalan menuju balkon, ia menekan tombol hijau.
“Halo, Ma,” sapanya dengan suara serak khas baru bangun tidur.
“Devan! Akhirnya kamu angkat. Mama takut kamu terlalu sibuk sampai lupa pada kami di rumah,” suara Raisa terdengar ceria namun penuh perhatian di ujung telepon.
Devan mengusap wajahnya, setengah
