“Ah…!” pekik Ana saat tembakan kedua mengenai tiang beton tempat mereka bersembunyi. Tangan Igor langsung membekap mulut Ana. “Jangan berisik,” desisnya dengan mata melotot sebal. Ana hanya bisa menatap Igor sekilas sebelum melirik ke balik tiang beton. Tembakan ketiga melesat kemudian. Dan Igor berhasil menemukan dari mana asal tembakan itu. Peluru itu berasal dari balkon lain di belakang mereka, dari balik tirai merah. Maka detik berikutnya, saat Igor berhasil menangkap sedikit siluet seseorang yang bersembunyi di sana, ia langsung melepaskan tembakan. Pistol Igor juga dipasang alat peredam di moncongnya, membuat suara ledakannya tak terdengar. Ia masih bersembunyi di sana, membekap mulut Ana agar tak berisik sambil menunggu reaksi dari siapapun yang sedang mengincarnya saat ini. Saa