Lev menegakkan punggung, mengangkat tangannya ke udara tanda menyerah. “Igor?!” Jennifer sudah berdiri. “Sejak kapan kamu datang?” “Begini kelakuanmu kalau aku tidak ada, Jen?” tuduh Igor sinis. “Dengarkan aku dulu.” Igor sudah hampir membantah ucapan Jennifer, namun demi melihat Vlad yang pucat di gendongan Jennifer, wajah sang istri yang merah dan sembab habis menangis, amarah Igor akhirnya sedikit mereda. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan suara yang sedikit melundak. “Vlad sakit.” Jennifer meneteskan air mata lagi. “Aku terpaksa memanggil Lev ke sini karena aku sendirian. Kamu pergi, Mikhail dan Naomi juga pergi. Sejak pagi aku menjaga Vlad sendiri dan demamnya sama sekali tidak turun. Aku… aku… tidak tahu harus apa selain memanggil Lev ke sini.” Melihat Jennifer menangis lagi