"Kita tak bisa terus membuang waktu dengan hanya diam santai saat dua titik lain, sudah bergejolak dalam pertempuran intens!" Salah satu Tetua Eleanor Tribe, memimpin sejumlah armada kapal perang pasukannya, untuk melepaskan diri dari formasi ketat garis pertahanan sebelumnya sempurna terbentuk pada sisi kanan wilayah sedang mereka jaga. Aksi tak sabar yang dilandasi dari perasaan merasa bersalah, merasa itu salah saat harus diam saja tak memberi kontribusi ketika kawan-kawan sejawat lain sedang berjuang mati-matian pada dua titik wilayah pertempuran, justru nantinya akan berkembang menjadi sebuah malapetaka besar saat jiwa patriot Sang Tetua, bersambut hujam kelicikan akal bulus sosok Thomas dengan pikiran kikirnya yang khas. Pikiran kikir dari bagaimana selalu mencari keuntungan besar