Sang CEO benar-benar memberikan PR besar untuk Aurora, sehingga dia masih berada di ruang kerja lantai dua rumahnya. Sudah beberapa jam sejak dia pulang dari kantor ST untuk merumuskan film yang akan di sutradarainya. Lehernya mulai terasa kram kini. Yohan masuk ke ruang kerja dengan nuansa pink putih tersebut. Ada lemari berwarna putih di temboknya, lengkap dengan banyaknya buku milik sang istri. ruang kerja itu dibuat senyaman mungkin karena Aurora menghabiskan banyak waktu di sini. Bahkan ada kotak mainan yang diletakkan di pojok ruangan, untuk bermain jika si kembar tak bisa ditinggal sama sekali. “Hei,” sapa Aurora. Yohan terlihat sudah mandi dan mengecup kening Aurora. Wangi tubuhnya yang segar membuat Aurora tenang. “Sibuk?” tanya Yohan seraya memijat bahu Aurora perlahan.