Ketika aku dan Wiza masih saling meracau di depan gerbang, kami berdua tidak sadar kalau ternyata Sang Mentor sudah ada di depan kami, tepatnya sedang berdiri di dalam gerbang dengan menatap tajam ke arah kami berdua. Menyadari itu, aku dan Wiza langsung terkejut dan menghentikan pembicaraan kami dalam sekejap karena tersadar kalau kami sedari tadi sedang diamati dari dekat oleh seseorang. Sebenarnya aku awalnya tidak begitu tahu kalau orang yang sedang memandangi kami adalah Sang Mentor, kupikir dia hanyalah seorang penjaga gerbang biasa, tetapi setelah diberitahu oleh Wiza dengan berbisik-bisik, akhirnya aku tahu kalau dialah yang merupakan wujud dari Sang Mentor Sihir, orang yang sedang kami cari. “Siapa kalian?” Tanpa basa-basi, pria tua yang memiliki rambut panjang putih dengan jengg