Meskipun itu pesan yang dikirim oleh nomor baru, tapi aku sudah bisa menduga siapa pengirimnya. Sungguh, aku semakin tak mengerti dengan segala tindakan Rian yang selalu di luar nalar begini. Tentu saja aku mengabaikan pesan tersebut. Sampai kemudian aku dan Rizal saat ini sudah berada di mobil menuju ke rumah. Sesekali aku melirik Rizal yang sedang fokus menyetir. Aku kemudian mengambil ponsel dalam tas untuk memberi kabar Pak Iwan kalau tidak perlu menjemputku. "Udah bilang ke Aldi?" tanya Rizal tepat setelah aku mengirimkan pesan pada Pak Iwan. "Be-belum," jawabku gugup. Aku sendiri bingung kenapa malah gugup seperti ini. "Ini baru mau bilang," lanjutku. Rizal mengangguk, masih fokus menyetir, pandangannya pun lurus ke jalan. Setelah aku mengirim pesan untuk Aldi, beberapa saat kem