Tunggu, itu adalah potongan rekaman diduga pembicaraan Aldi dan Dehita, durasinya pun sangat sebentar. Aku yakin Dehita hanya ingin menunjukkan bagian pengakuan Aldi tentang gay.
Mungkin Dehita mengira aku akan terpengaruh, padahal pesan suara itu sangat tidak berguna karena aku lebih percaya Aldi. Aku tak mau terpengaruh lagi untuk yang kedua kalinya. Jangan sampai aku menyesal sudah menduga hal-hal gila seperti kemarin.
Lagi pula, aku sudah bisa merasakan betapa keseriusan Aldi bukanlah main-main. Bahkan, Aldi bukan sekadar serius padaku, melainkan menyayangi Elsa dan ibu juga. Bukankah konyol kalau aku percaya begitu saja pada voice note yang dikirim Dehita?
Beberapa saat kemudian, ponsel yang kugenggam menyala karena ada panggilan masuk.
"Iya, Mbak?" jawabku pada Dehita di ujung te
