Selena menatap bulan bulat sempurna yang menghiasi langit yang gelap. Kedua tangannya merapatkan jubah kamar yang ia pakai. Suara debur ombak terdengar bagai nyanyian indah di telinganya. Meski angin laut terasa menusuk tulangnya, namun Selena tidak beranjak dari tempatnya. Selena terjengkit saat sepasang lengan kokoh melingkari bahu, dan perutnya yang kini sudah kembali langsing. Satu kecupan ringan mendarat di pipinya. Dan tonjolan sebuah benda liat yang menegang menekan pinggangnya. "Justin ...." Selena mendesah pelan. "Apa yang sedang kau pikirkan? Kau bisa masuk angin berdiri di sini dengan pakaian setipis ini." Justin mempererat pelukannya. "Aku tidak sedang memikirkan apa-apa. Aku hanya ingin menikmati cahaya bulan purnama." Selena menatap bulan yang bulatnya sangat sempurna.
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari