Chasing Memory 10a

1171 Kata
Hari Rabu biasanya menjadi waktu paling tenang dalam satu minggu bagi para pekerja di Riverside Point. Hal itu juga berlaku untuk Javier. Saat sedang tenang seperti ini dan jumlah pengunjung terbilang minim, Javier cukup mengawasi melalui layar monitor di ruangannya saja. Ia tidak perlu terjun langsung ke tengah pengunjung. Saat seperti ini pula, Javier biasanya tidak bersedia diganggu. Jadi jika tidak ada hal yang penting, tidak akan ada orang yang berani menemuinya di ruang kerja. Maka ketika pintu ruang kerjanya tiba-tiba dibuka, Javier langsung merasa terganggu. Namun melihat sosok yang datang, ia tidak jadi marah. Hanya sebuah pertanyaan datar yang ia ucapkan. "Kenapa datang?"  Sambutan dingin yang Javier berikan membuat Aaron merasa sebal. "Tidak boleh?" "Bukan tidak boleh. Aneh saja." "Apa anehnya?" Aaron berjalan mendekat dan langsung duduk di depan Aaron. "Sejak ada gadis itu, kau belum pernah ke sini lagi." "Begitukah?" ujar Aaron heran.  Javier mendengkus geli melihat reaksi Aaron. Ia tahu sahabatnya benar-benar tidak menyadari hal itu. "Entah kau berlagak bodoh atau memang tidak sadar." "Terserahlah," sahut Aaron tidak peduli. Javier mengamati Aaron sepintas kemudian berkomentar. "Suasana hatimu sepertinya jauh lebih baik sekarang." "Jangan bilang begitu," keluh Aaron. "Kau membuatku merasa bersalah." Javier mengernyit heran. "Karena?" Aaron mengembuskan napas perlahan. "Aku seperti mengkhianati Zea." "Mencoba bahagia tidak menempatkanmu dalam posisi bersalah," ujar Javier menasihati. "Kalau Zea tahu kau hidup seperti orang mati selama ini, dia juga pasti tidak akan suka." "Anehnya setiap kali bersama dia, aku seperti melihat sosok Zea dalam dirinya." Aaron mengatakan itu sambil mengenang kebersamaan dirinya dengan Annette akhir-akhir ini. "Wajah mereka memang persis sama." Javier tidak heran jika Aaron merasakan kedekatan emosi dengan Annette. Menurutnya itu merupakan hal yang wajar. "Entah dia memang Zea atau bukan, kita akan terus berusaha untuk mencari tahu kebenarannya." "Terima kasih karena selalu mendukungku, Jav," ujar Aaron tulus. "Hm." Javier mengangguk sambil tersenyum samar. "Ah!" Tiba-tiba Aaron teringat sesuatu. "Terima kasih juga untuk bantuanmu beberapa hari yang lalu." Ucapan Aaron membuat Javier juga teringat sesuatu. Hal yang sudah hendak disampaikannya beberapa hari lalu, namun terlewat karena banyaknya kesibukan. “Aku baru teringat sesuatu." "Apa itu?" "Sepertinya kau harus mengawasinya dengan baik mulai sekarang.” Suara Javier terdengar sangat serius ketika mengatakannya. Kewaspadaan Aaron langsung meningkat melihat keseriusan sikap Javier. “Memangnya kenapa?” “Beberapa hari yang lalu, ketika kau memintaku mengalihkan perhatian para pengawalnya, bukankah kau mematikan alat pelacak yang dipakaikan untuk gadis itu?” “Hm. Alat pelacak yang terpasang digelangnya,” jawab Aaron membenarkan. “Apakah timbul masalah karena itu?” Javier menggeleng pelan. “Aku tidak yakin, tapi mungkin saja.” “Coba jelaskan padaku!” pinta Aaron. “Aku mencoba melacak keberadaan kalian lewat alat pelacak yang gadis itu gunakan.” “Berhasil?” “Berhasil tapi hanya bisa berfungsi sebentar saja.” Javier mulai mencari folder berisi rekaman data dari kejadian beberapa hari yang lalu. Setelah menemukan yang dicari, Javier langsung membuka dan menunjukkannya pada Aaron.  Aaron memajukan duduknya agar bisa melihat lebih jelas rekaman yang Javier tunjukkan. Rekaman itu berasal dari alat pelacak yang berhasil Javier retas. Titik tempat mereka berada saat itu terekam oleh alat milik Javier kemudian diproyeksikan dalam bentuk visual keadaan di lokasi saat itu. “Sepertinya aku bisa melacak keberadaan kalian tepat ketika kau mengaktifkan kembali alat itu. Selang beberapa saat setelahnya, lokasi kalian tidak bisa terbaca lagi. Alat pelacak itu kembali masuk ke mode privat. Butuh kode keamanan khusus untuk mengaksesnya.” “Jadi maksudmu alat pelacak itu dipasangi kode keamanan khusus agar tidak bisa dideteksi oleh orang lain?” tanya Aaron terkejut. “Ya. Alat pelacak yang gadis itu gunakan bekerja di frekuensi yang berbeda dengan alat pelacak pada umumnya. Hanya orang yang memasangnya yang bisa mengakses lokasi gadis itu. Kemarin kau mematikan alat itu secara paksa. Sepertinya saat dinyalakan kembali butuh waktu sekitar 30 detik untuk alat pelacak itu melakukan sinkronisasi agar berfungsi normal lagi dan bisa masuk ke frekuensi seharusnya.”  “Dengan kata lain, selama 30 detik itu lokasi Annette bisa dilacak oleh orang lain yang tidak mengenal dia?” tanya Aaron ngeri. Bagi mereka yang pernah bergelut dalam dunia hitam, sesuatu seperti ini bisa berarti hal buruk. “Begitulah.” “Jav, tapi kasus semacam ini bukankah biasa kita temui pada jaringan-jaringan tertentu?” “Memang. Dan itu dulu.” Hal inilah yang mengusik pikiran Javier beberapa hari terakhir. Ia belum berani mengatakannya pada Eldo, tidak sekarang di saat belum ada kepastian tentang kecurigaannya. Javier tidak ingin merusak masa bahagia Eldo yang akhirnya berani membawa Scarlet dan Ocean pulang setelah memendam semua rasa sepi itu selama tiga tahun lebih. “Sekarang, di Qruinz, bukankah seharusnya sudah tidak ada yang membutuhkan alat seperti ini lagi?” Aaron mulai merasakan firasat buruk yang membuatnya terganggu.  Javier mengangguk membenarkan. “Kalau hanya orang penting pada umumnya, mereka tidak perlu sampai repot-repot seperti ini.” Javier tahu pasti hal ini, karena ia dan Aaron yang membantu Eldo mengurus semua jaringan lama dan menumpasnya sampai ke akar. Seharusnya tidak ada lagi yang tersisa.  “Jadi maksudmu Annette berasal dari jaringan tertentu?”  “Sepertinya begitu. Entah gadis itu tahu atau tidak, tapi sepertinya dia terlibat dengan sesuatu yang berbahaya.” Jika Annette hanyalah gadis biasa yang begitu dijaga baik oleh ayahnya, rasanya tidak mungkin sang ayah melakukan tindak pencegahan sampai sedemikian berlebihan. Kecurigaan Javier dan Aaron mengerucut pada hal yang sama. Sepertinya sang ayah berusaha menempatkan Annette di lokasi yang tidak bisa dilacak oleh orang lain selain dirinya. “Dan keisenganku kemarin berpotensi menempatkannya dalam bahaya?” gumam Aaron ngeri.  “Jangan menyalahkan dirimu. Siapa yang tahu kalau seperti ini kondisinya?” Javier mencoba menghibur. "Dan untuk berjaga-jaga, aku juga sudah menempatkan orang untuk mengawasi gadis itu." Aaron tertegun. Tidak disangkanya Javier akan bertindak sejauh ini untuk melindungi Annette. "Tidak perlu menjelaskan apa-apa,” ujar Javier ketika melihat Aaron seperti ingin mengatakan sesuatu namun kebingungan. “Aku tahu kau akan melakukan itu untuk dia, bukan?" *** Sejak percakapannya dengan Javier tiga hari yang lalu, Aaron kembali menjadi penguntit. Kali ini benar-benar sebagai penguntit profesional yang keberadaannya tidak bisa disadari oleh Annette. Aaron merasa bersalah karena telah melakukan kecerobohan, dan ia merasa perlu bertanggung jawab untuk menjaga Annette. Tidak ada yang tahu bahaya macam apa yang mungkin sedang membayangi gadis itu, dan Aaron tidak akan memaafkan dirinya jika sesuatu yang buruk sampai menimpa Annette. Sudah tiga hari ini Aaron selalu mengikuti Annette diam-diam tanpa jeda. Jika kemarin-kemarin Annette hanya diam di butiknya, hari ini gadis itu kembali berjalan-jalan tanpa tujuan. Ketika Annette mulai jauh meninggalkan butik, Aaron menangkap sesuatu yang mencurigakan. Ia mengikis jarak di antara mereka dan mengikuti Annette dalam jarak yang sangat dekat. Aaron segera merasakan kepanikan yang terlihat jelas dalam gerak-gerik Annette. Kalau pada awalnya Annette melangkah tenang, kini gadis itu mempercepat langkahnya sambil menoleh ke kiri kanan terus-menerus. Aaron turut mempercepat langkahnya, kemudian di tengah keramaian, ia menyambar cepat lengan Annette dan menariknya ke gang yang sepi. Aaron mendorong tubuh gadis itu hingga punggung Annette merapat ke dinding, sementara tangannya digunakan untuk menutup mulut gadis itu. Annette yang ketakutan membelalak lebar dan mencoba meronta lepas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN