“Shh …, kenapa kau terus menangis?” Aaron benar-benar kebingungan menghadapi Zea yang terus-menerus menangis sejak ia membawanya keluar dari tempat Garrick. Sepanjang perjalanan dari markas Garrick menuju hotel tempat mereka akan menginap, sampai sekarang ketika mereka sudah berada di kamar hotel, tangis Zea tetap belum berhenti. Awalnya Aaron mengira itu hanya bagian dari akting Zea, namun setelah satu jam dan tangis gadis itu belum juga mereda, ia mulai kebingungan. “Ada apa?” “Aku merasa jahat.” Akhirnya Zea bisa menjawab juga. “Kau merasa bersalah pada ayahmu?” “Awalnya aku memang sangat marah padanya. Bahkan rasanya aku benci. Tapi selama delapan hari bersamanya, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Sikapnya juga berbeda. Mungkin selama ini aku yang kurang berusaha mendekati dan men