Anin menatap pantulan dirinya di cermin, melepas daster semalam—Anin pakai lagi cuma karena mau jalan ke kamar mandi, ini pun tanpa memakai dalaman karena toh mau dibuka, dan rasa sakit di tubuhnya makin jelas kala Anin berusaha bangkit. Well, Bang Seril menawarkan gendongan, tetapi Anin menolak. Dia berjalan ke kamar mandi sambil menahan ngilu yang mendera di segala sudut. Mengabaikan tatapan suami. Lalu kini Anin membeliak melihat tubuh telanjangnya—area depan. Di cermin, terpampang nyata tubuh Anin macam habis dikeroyok nyamuk. Ah, tetapi efek dari isapan nyamuk masih mending, ini macam habis diisap oleh apa, ya? Anin sampai merinding, menggelikan totol-totol bercak kemerahan—terutama di bagian d**a. Banyak sekali di situ. Argh! Bang Seriiil! Anin meringis. Dia juga melihat bercak