"Vis—Viska!" Yang menolak sentuhan Jayyan, wanita hamil itu menepis tiap juluran tangan suaminya. Viska marah. Dia pun memilih ikut pulang ke rumah orang tua. Ya, kalian pikir saja. Apa-apaan tadi itu? Kak Jayyan menangkis aksi ibu yang mau menampar Kak Anin, apa maksud? Bukankah mestinya dibiarkan saja Kak Anin kena pukul? Setidaknya, bukan Kak Jayyan yang menghalau gerak tangan ibu kalaupun mau Kak Anin terlindung. Bukan Kak Jayyan! Lantas, maksudnya apa, hm? Menjadi heroik bagi seorang Anindea. Langkah Viska cepat dan lebar kali ini—sebisa-bisa, dia memasuki kamarnya semasa gadis. Di luar, Kak Jayyan pun sepertinya sedang dimarahi oleh ibu. Ya, memang harus diamuk. Kak Jayyan pantas mendapatkannya. Dada Viska kembang-kempis emosi. Ditambah ucapan adik ipar—Citra—yang kini menari-