"Mas." Anin menatap ke luar jendela, sepulang dari konter. "Aku jadi takut, deh." Beralih menatap Bang Seril.
Yang sedang mengemudi itu seketika membalas dengan lirikan. "Takut apa?"
"Aku ... bukannya ngatain. Tapi kayaknya ... aku ini anak monster. Maksudku, Mas tahu sendiri gimana papaku, kan?" Agak berbelit tutur kata Anin. Ini karena dia bingung bagaimana mengutarakan isi kepalanya.
"Udah gitu, papa sampai hati ngebenci darah daging sendiri karena kelakuan ibu. Walau aku nggak tahu emangnya ibu ngelakuin apa ke papa sampe begini. Tapi dari situ aku jadi kepikiran.
Iya, ya? Aku mikir, orang tuaku nggak ada yang bener kalo gitu. Papaku yang paling kutahu nggak punya hati. Aku jadi ... gimana nanti anak-anakku? Gimana kalo sifat buruk orang tuaku nurun ke keturunan aku? Apa baiknya a
