79 | Kasmaran

1224 Kata

"Wah ... ini Jenorico?" Masya Allah ukhtiii! Amsyong. Guanteng puol, rek! Anin mesem-mesem sambil salaman dan menatap wajah simering siplendid kayak mas-mas Korea asli dari seorang Jenorico, pangais bungsunya Bapak Ningrat, si anak nomor 11. Jeno senyum juga. Matanya punya khas eyesmile yang menambah kegantengan lelaki itu berkali-kali lipat di mata Anindea. Haduh! Aura berondongnya awur-awuran, nih! Bertabur ketampanan paripurna. Bang Seril sampai berdeham dan menarik pinggang Anin. Ish, ish! Jenonya terkekeh. "Ih, asli, lho. Pangling banget aku lihatnya." Sambil duduk, begitu pun yang lain. "Udah lama juga nggak pernah ketemu, kan, Mbak?" Bahkan logat bicaranya juga jadi agak ke-Korea-Korea-an, padahal asline wong Jowo. Anin senyum lagi. Citra nyeletuk, "Heleh! Nin ... Nin—e

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN