"Kamu lahiran, ya, lahiran aja, dong, Nin. Jangan sampai koma. Bikin kaget dan gempar sekampung-kampung aja," omel Zul. Omelan kasih sayang sebetulnya, sebagai abang ipar. Anin sudah terasa bagai adik baginya. Namun, karena omelan itu, Zul ditoyor kembaran. Seril bilang, "Jangan marahin Anin." Oh, dia tidak terima Anin diomeli. Iya, sih. Apalagi Anin baru semalam siuman. Meski Seril jadi yang paling gila, paling sedih, paling frustrasi kala Anin koma, dia tetap tidak mengizinkan siapa pun memarahi Anindea. Dan katanya Anin kaget—malah sampai syok berat saat tahu dirinya koma. Seril yang cerita. Semalam itu .... "Jam berapa?" Lirih Anin bertanya, tepat di sisi daun telinga Seril karena posisi memang sedang mendekap Anin yang rebah di ranjang pesakitan. Tepatnya, sebelum dokter datang.