Empat Puluh Dua

1898 Kata

Mata Briyan memancarkan sinar kekaguman, bagaimana tidak, dalam satu malam, orang yang sama mampu memberi kesan yang berbeda. Briyan begitu takjub, bagaimana bisa blezer itu mampu memberi kesan yang begitu sempurna. Rambut yang biasa dikuncir kuda, digerai indah membingkai wajah datar yang terkesan bosan itu. "Aku patut memberi jempol pada Emma, yang bisa mendandanimu begini. Dengan penampilanmu ini, kau terlihat berwibawa dan memancarkan aura manager yang sesungguhnya, woow!" Briyan tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Orang yang disanjung tampak tak peduli. "Oh ya! Rapat akan diadakan sepuluh menit lagi, mintalah catatan pada Emma, tentang apa yang perlu kau sampaikan nanti." "Baik, Pak!" Seharusnya Briyan keluar dari ruangan itu, tapi sesuatu yang mengganjal hatinya, kenapa Sri te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN