Di waktu yang sama tempat yang berbeda. Aryo masih merenung, dia yakin apa yang dilihatnya tidak salah. Matanya masih sehat. Terbayang olehnya kilasan saat Sri tersenyum malu-malu saat tangan pria yang sedang mengemudikan mobil itu mengusap rambutnya. Aryo tak salah lagi, apa yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri cukup sebagai bukti bahwa dugaannya selama ini benar. Sri sudah main api di belakangnya. Aryo merasakan dadanya sesak, seperti ditimpa benda berat, menahan kecewa, marah, sedih dan perasaan yang campur aduk. Seharusnya dia tak memberi izin pada Sri untuk bekerja, Sri-nya dulu adalah istri yang sempurna tak ada duanya. Sedangkan Sri yang sekarang sudah berubah menjadi orang yang tak dikenalnya. "Aku mencintaimu, Sri. Semuanya aku serahkan kepadamu, hidupku, cintaku, ke