Bab 16. Pembalasan Nara

1858 Kata

Sudah cukup kiranya Nara diam, mendengar caci maki mereka dan kebohongan Dikta. Dia datang ke situ bukan untuk membiarkan mereka menginjak-injak harga dirinya. Rasanya muak bukan main, berhadapan dengan orang-orang munafik dan arogan yang selalu menganggap dirinya paling sempurna. Begitu mendengar ucapan Nara, seringai di bibir Gizel seketika sirna. Mungkin baru ingat, kalau kemarin malam dia juga mengirim video itu untuk memanasi Nara. “Apa maksudmu?! Jangan mengada-ada! Dikta dan Gizel sudah menjelaskan tentang kejadian kemarin malam. Mereka dijebak. Kamu mau percaya atau tidak, sama sekali tidak penting! Karena setelah ini dia harus menikahi Gizel!” tegas Yolanda. Mengangguk paham dengan penolakan tegas mama Dikta, Nara kemudian menoleh ke Anjar Wirayudha yang sedari tadi justru lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN