Kemarin tak begitu terasa sakitnya, tapi pagi Nara terbangun dengan badan ngilu semua. Beberapa bagian tubuhnya lebam membiru. Tangan kirinya juga bengkak. Pun meski begitu dia tetap tidak mau hanya berbaring di tempat tidur. Sesekali turun mondar mandir atau ikut duduk mengobrol di sofa, supaya tidak jenuh. Masih beruntung tangan kirinya yang terluka, jadi dia masih bisa melanjutkan pekerjaannya walaupun sedikit terhambat. Seperti rencana awal, siang ini dia mengijinkan Dikta dan orang tuanya datang menjenguk. Tak cuma mereka, tapi juga papanya pun bakal datang. Entah akan seperti apa rasanya berhadapan dengan pria yang selama ini dianggap sebagai papa, namun ternyata mereka tak punya hubungan darah. Yang jelas mulai sekarang semua tak akan lagi sama. Keyra datang menjenguk bersama mam