Bab 45. Konyol Gara-Gara Sebotol Minuman

1926 Kata

Apakah Nara benar-benar bahagia sudah bisa membalas papa dan keluarga tiri jahatnya itu? Nyatanya tidak. Ketika meninggalkan rumah penuh kenangan dengan mamanya, sekaligus tempat yang menoreh luka paling dalam di hatinya, dia sudah berusaha untuk tidak lagi menoleh ke belakang. Namun, Nara gagal membujuk hatinya. Di ambang gerbang diantara derai air matanya, dia menoleh ke sana. Tangisnya pecah. Rasanya luar biasa menyakitkan, saat ingat bagaimana masa-masa paling kelam di hidupnya. Dia seperti terlempar lagi ke waktu dimana menangisi mamanya yang terbujur tidak berdaya, dengan nafas sudah hampir terputus. Sementara di sampingnya, pria bangsatt itu justru sibuk bicara dengan gundiknya di telpon. Memberitahu kondisi istrinya yang sedang sekarat dengan senyum lebar. Mereka bahkan tertawa, s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN