Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Bara masih duduk termenung di lantai keramik yang begitu dingin. Sejak mengetahui Aileen adalah pelaku yang telah menabrak neneknya selama ini, Bara sampai tidak menyadari hujan begitu lebat dan bahkan badai petir berulang kali memancarkan kilatannya di balik kaca ruang kerjanya yang belum ia tutup sama sekali karena pikirannya dari tadi terus memikirkan Aileen yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya dan bahkan masih belum mau mengakui semua kesalahannya sampai saat ini. Saat Bara sedang asik dalam pikirannya, tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu dari luar yang ternyata itu adalah sekretaris nya sendiri. Bara pun menyuruh sekretaris nya masuk namun, sekretaris nya seketika dikejutkan dengan keadaan di ruangan kerja Bara yang terlihat begitu be