“Dan ...?” Suara Azura tertahan di tenggorokan, langkahnya berhenti tepat di bibir kamar mandi. Azura kebas dan perlahan menjadi gemetaran. Darah segar di cermin wastafel yang pecah. Cermin wastafel tersebut pecah seperti ditinju. Vas berukuran cukup besar yang pecah terserak di lantai lengkap dengan bunga palsu yang biasanya menghuni vas. Tempat sampah stainles berukuran kecil yang turut terkapar di dekat Danian. Azura mengamati semua itu bersama hatinya yang seketika terasa ngilu. Semua itu bukti bahwa Danian kembali hancur. Punggung tangan kanan Danian yang menggenggam amplop putih milik Zaenal, terluka dan tak hentinya meneteskan darah segar. Pemandangan tak beda dengan punggung tangan kiri Danian. Di cermin wastafel memang ada dua bekas tinju dan Azura yakin Danian melakukannya men