Episode 2 : Talak Show

1782 Kata
“Jika kita tidak bisa meninggalkan masa lalu, kita juga tidak mungkin bisa memiliki masa depan!” Episode 2 : Talak Show *** Suara tepuk tangan yang begitu meriah, mengiringi sorot kamera yang mengarah menuju panggung. Arah kamera langsung berhenti dan menyorot pada layar bertuliskan; Talak Show With Ipul Mai Oli Wan! Layar tersebut menjadi satu-satunya penerang di sana dengan sesosok berjas yang berdiri di sebelahnya, di mana kemudian, sebuah sorot cahaya menyorot ke arah sosok tersebut. “Salam sejahtera semuanya. Kembali lagi dengan saya, Ipul Mai Oli Wan yang akan menemani kalian menghabiskan waktu dengan tawa, sampai kalian lupa, kalian siapa dan sedang di mana?  Di mana lagi kalau bukan di ...?” Ipul sengaja mengarahkan tangan kanannya ke arah penonton seiring penerangan di panggung yang menjadi terang-benderang. “Talak Show With Ipul Mai Oli Wan!” seru penonton kompak dan kemudian mengakhirinya dengan tepuk tangan yang begitu meriah. Band pengiring yang ada di seberang Ipul juga sengaja mengiringi kemeriahan tersebut, di tengah kenyataan Ipul yang tersenyum bangga sambil bertepuk tangan dengan sangat semringah. “Kalian keren. Itulah alasan saya sayang sama kalian!” seru Ipul sambil menyodorkan kedua jempol tangannya ke arah semuanya. “Namun tetap, ya ... sampai kapan pun, mai Ren-Ren selalu yang tersayang!” tambah Ipul dan sukses membuat semuanya bersorak, lengkap dari beberapa dari mereka yang sampai bersiul. “Kalau kalian sesemangat ini, kambing sama kerbau Bue-Pae, langsung semok di atas rata-rata!” lanjut Ipul dan sukses membuat semuanya terpingkal-pingkal. Ipul bahagia melihat seisi studio tertawa lepas karenanya. Ia pun menyikapi keadaan dengan sesantai mungkin sambil berdiri di tengah-tengah panggung. “Serius, ... pagi ini, Bue telepon. Begini, ‘Mai oli wan LELEBRITY kesayangan Bue. Kandang kambing sama kerbaunya harus direnofasi!’ Lah saya bales, dong, ... ‘Kok bisa sampai harus direnovasi, Bue? Memangnya kandangnya kenapa?’ Terus Bue njawab, ‘kambing sama kerbaunya sudah semok di atas rata-rata gara-gara dapat banyak kiriman doa sama cinta dari fansmu, Mai LELEBRITY!’ Saya bingung, dong, memangnya sejak kapan, doa dan cinta bisa bikin keyang apalagi semok di atas rata-rata, kalau enggak disertai usaha? Eh kata Bue, ada fans gelap ... ciee ... fans gelap, duh ... nanti Mai Ren-Ren keburu. Eh, cemburu!” “Hahaha ....” Semuanya kembali tertawa dan arah karema langsung mengarah pada mereka. Ipul berdeham dan kembali memenuhi kemera acara Talak Show. “Ternyata, ada fans gelap yang enggak mau disebutkan namanya. Dia kirim rumput berkarung-karung, sampai Pae enggak ngerjain orang lagi buat nyari rumput. Hmm ... asyik, ya. Kambing sama kerbauku bakalan punya rumah baru.” “Ciee ...!” sorak semuanya di antara sisa tawa yang masih tersisa. “Hahaha ... iya, Ciee-ciee pokoknya. Namun ... oke ... oke. Ini katanya sudah durasi. Tuh sudah dikasih tangan silang-silang,” ujar Ipul kemudian sambil melakukan gerak wajah menunjuk kru acara yang ada di depan panggung. Semuanya kembali tertawa, sedangkan Ipul yang mengalami hal serupa, segera mengulum bibirnya demi menahan tawa. “Oke. Seperti janji saya kepada kalian semua, baik yang ada di sini, juga semua yang ada di luar sana. Hari ini, kita kedatangan tamu ; wong kelewian lambe. Kalian tahu maksud ; wong kelewian lembe?” “Kalau bahasa gahulnya, lambe turah. Suka nyinyir dan berbakat ngobrak-abrik kebobrokan orang. Tahu, kan, yang lagi piral itu? Dari piral menjadi LELEBRITY? Ya, siapa lagi kalau bukan ; Bu Terjo!” seru Ipul yang kemudian bertepuk tangan. “Kita berikan sambutan yang paling meriah!” tambahnya yang kemudian menatap ke arah kedatangan. Dari arah keadatangan di sisi sebelah panggung, seorang wanita yang mengenakan gamis berikut jilbab berwarna biru muda, melangkah ceria sambil sesekali melambaikan kedua tangannya ke arah kamera. “Alhamdullilah, akhirnya diundang ke sini, biar jadi LELEBRITY juga kayak Ipul Mai Oli Wan!” teriak wanita tersebut dan tidaklah lain ‘Bu Terjo’, sambil terus berjalan. “Bagi-bagi rezekinya, dong, Pul. Biar kita sama-sama pemes ngono kuwi, lho. Apalagi kamu kan juragan kambing dan kerbau. Kambing sama kerbaumu sudah ada di mana-mana, kan? Lah, seharusnya, kamu ya enggak usah di sini. Kamu urus kambing sama kerbaumu saja, biar mereka semakinsemok di atas rata-rata, dan harga jualnya juga tinggi! Gimana permisa, kalau saya saja yang berdiri di sini dan membawakan acara ‘Talak Show’? Mantep, toh?” ucap Bu Terjo yang bertutur sangat cepat layaknya biasa, sambil tersenyum malu-malu mendekati Ipul. Ipul melongo kebingungan lantaran Bu Terjo yang menjadi bintang tamunya itu langsung bertutur sangat cepat, hingga membuatnya tidak bisa mengingat apa saja yang wanita itu ucapkan. “Ini orang ngomong apa dikejar-kejar setan? Cepet banget. Cuma ngangkep ‘ngono kuwi’?” gumam Ipul sambil menatap bingung ke arah penonton dan sukses membuat mereka tertawa lepas. Bu Terjo langsung tertawa lepas. “Ya ampun ... masih enggak percaya bisa ada di sini? Biasanya kan, cuma lihat di tivi ngono kuwi! Nah, biasanya juga, ya, setiap tamu yang habis ke sini jadi tambah viral! Jadi Lelebrity kayak kamu, ngono kuwi, lho, Pul!” ujar Bu Terjo yang tak hentinya tersebyum ceria. Ipul mengangguk-angguk bingung lantaran ia masih kesulitan menangkap ucapan super cepat dari Bu Terjo. “Ehm ... tapi khusus buat Bu Terjo, habis ke sini pasti enggak hanya piral jadi LELEBRITY, melainkan langsung jadi Leledumbo!” balas Ipul dan sukses membuat seisi studio tertawa. “Ojo ngono kuwi, lho, Pul. Kalau aku jadi Leledumbo, ya kasihan Pak Terjo!” balas Bu Terjo dan kembali membuat semuanya tertawa tanpa terkecuali Ipul. Ipul sampai menutupkan tangan kanannya ke mulut, demi meredam tawanya. “Ya Alloh Gusti, mimpi apa aku harus bertemu wanita secrewet ini?” batinnya. “Ya sudah, Pul. Anggap saja kalau ini rumah sendiri. Coba sekarang katakan, kapan kamu mau nikahin Mai Ren-Ren?” lanjut Bu Terjo dan kemudian langsung duduk di sofa yang sudah disediakan di belakang Ipul. “Lha, yang seharusnya tanya-tanya kan aku, kok jadi kebalik gini? Sampeyane kepriwe, sih, Bu Terjo? Makanya, jangan hanya ngono kuwi terus, Bue!” balas Ipul yang kemudian menyusul Bu Terjo. Semuanya kembali tertawa. “Ya sekali-kali, lah, Pul! Biar kamu yang ditanya-tanya. Jangan kamu terus yang tanya-tanya. Kayak wartawan ngono kuwi lho, Pul!” “Ya ampun ... berarti ini judulnya bukan ; dari piral jadi lelebrity, melainkan, dari ngono kuwi, jadi lelebrity? Ya sudahlah kalau gitu, kita sama-sama tanya, biar adil, meski kita memang sama-sama suka nyinyir!” balas Ipul sengaja membuat keadaan lebih santai. “Tapi kalau kamu sampai enggak bisa jawab apalagi salah, kamu harus kasih aku hadiah, ya. Kambing atau kerbaumu, boleh-lah, Pul!” pinta Bu Terjo kemudian. “Lho ... lho. Kok jadi ngono kuwi?” Ipul kebingungan dan cukup syok. Ia menatap Bu Terjo dan sampai memelotot. Sesekali, ia mengatur napas sambil melirik ke arah penonton, di mana kenyataan tersebut langsung membuat semuanya kembali tertawa bahkan sampai ada yang menitihkan air mata. "Pul, ini acara 'talak show' berarti yang habis ke sini, bisa berkemungkinan nikah lagi, ya?" goda Bu Terjo kemudian dan langsung membuat semuanya kembali tertawa. Ipul kebingungan. "Ini talak bahasa inggris, maksudnya, Bue! Bukan talak terus ketok palu!" Bu Terjo ikut tertawa bersama penonton. "Oh, ngonoh kuwi. Ya sudah, berarti habis ini, aku bakalan buat 'Jodoh Show!' Nanti, kamu sama Mai Ren-ren, jadi tamuku, ya, di acaraku ngono kuwi, lho, biar rame." Ipul menahan tawa. "Tanpa harus ikut acara jodoh, aku sama Mai Ren-ren kan memang jodoh, Bue! Bayangin, dari Mbok diggat, jadi LELEBRITY, kan? Nah, dari LELEBRITY, langsung turun ke hati! Jadi suami, pokoknya!" Di antara banyaknya penonton yang duduk di depan panggung kebersamaan Ipul dan Bu Terjo yang terus mengundang gelak tawa, di kursi sebelah tengah, tak ubahnya penonton lain, Daniel juga sudah tidak bisa mengakhiri tawanya, hingga beberapa kali, ia sampai mendapat tatapan sebal dari Rina yang duduk di sebelahnya. “Yang niat menghibur siapa, yang terhibur siapa? Serius deh, Kak. Kamu sudah jadi fans garis kerasnya Ipul!” cibir Rina sambil melirik sebal Daniel. “Serius, Beb. Acara seperti ini wajib diperbanyak, biar semua orang bebas tertawa! Benar-benar plong, rasanya!” bisik Daniel tepat di sebelah telingah Rina. “Ya sudah enggak apa-apa, deh. Yang penting Kakak seneng,” balas Rina yang kemudian menyandarkan kepalanya di sebelah bahu Daniel. Daniel yang masih harus mengendalikan tawanya, berangsur mengangguk-angguk seiring sebelah tangannya yang langsung mengelus kepala Rina. Namun, ketika sorot kamera tiba-tiba terarah kepada Rina, disertai sosok Rina yang menjadi memenuhi layar di sebelah Ipul, Ipul langsung melongok memastikan ke arah Rina. Pria itu sampai beranjak dari duduknya, terus berjalan hingga nyaris meninggalkan panggung kebanggaannya dalam menitih karier di dunia hiburan. “Wah ... kita kedatangan tamu tambahan!” seru Ipul sambil menatap Rina dan sukses membuat semuanya menatap ke arah Rina, kecuali Daniel. Sungguh, Rina langsung tak berkutik detik itu juga. Rina langsung kalah dan terkurung dalam ketegangan tak berujung. “Matilah aku! Kenapa harus disorot juga sih, akunya!” batin Rina yang kemudian memilih menunduk demi menghindari pandangan yang terus menjadikannya fokus perhatian. Apalagi, Ipul sampai turun dari panggung dan sampai menyusulnya. “Wah ... bakul roti juga ikut ke sini? Ya ampun, kalian ini. Diam-diam ngefans sama aku!” ujar Ipul. Daniel hanya tersenyum getir sambil memasang wajah tak berdosa. “Hanya sedang kencan!” bisiknya. “Oalah. Ngono kuwi!” balas Ipul dengan suara lirih juga sambil mengangguk-angguk. Daniel langsung merengut bingung padahal Ipul menanggapinya dengan santai. “Pul, ‘ngono kuwi’ itu bahasanya Bu Terjo! Kamu ya pakai bahasamu saja!” bosik Daniel. “Omehgat! Oke, sip. Aku lupa! Makasih banyak, yah, bakul roti. Sudah ingetin aku,” balas Ipul. “Sudahlah, Pul. Kamu pergi. Balik lagi sana. Aku hanya datang buat nonton sambil dukung kamu!” tegas Rina. Ipul tersenyum jail dan entah apa yang sedang pria itu rencanakan. “Ya sudah, katakan sesuatu sebelum iklannya lewat!” tegasnya sambil menatap Daniel. Daniel langsung kebingungan apalagi bersamaan dengan itu, tak hanya semua mata yang langsung menjadikannya fokus perhatian, melainkan juga kamera. Namun, tiba-tiba saja Daniel ingin mengatakan kata-kata yang sangat ingin ia katakan kepada Rina, dan ia ingin memanfaatkan kesempatan yang Ipul berikan kepadanya. “Jika kita tidak bisa meninggalkan masa lalu, kita juga tidak mungkin bisa memiliki masa depan!” tegas Daniel dan sukses membuat semuanya memberikan tepuk tangan. Semuanya benar-benar bertepuk tangan, tanpa terkecuali Rina yang paham, kata-kata itu ditujukan padanya berikuta Daniel sendiri. Kemudian, Ipul mendadak menahan kamera dan memenuhinya dengan wajahnya. “Jangan ke mana-mana, karena Talak Show, akan segera kembali, bersama tamu-tamu istimewa kita kali ini!” tegas Ipul yang mengakhirinya dengan mesem. "Ipul kalau sudah kayak gini, lebih mirip siluman yang tayang di acara televisi sebelah," bisik Daniel yang belum bisa mengakhiri senyumnya, tepat di sebelah telinga Rina. Rina mengernyit bingung. "Bukan siluman, Kak. Tapi perserikatan Tuyul-Tuyul, yang bakalan heboh kalau dikasih mainan cermin sama yuyu!" balasnya dengan berbisik juga. Tubuh Daniel sampai gemetaran tak ubahnya menggigil, karena menahan tawa.  "Kakak ketawa begini, tahu yuyu, enggak? Kalau Ipul kayaknya nyangkutnya 'yuyu' ini, bahasa inggrisnya 'kamu kamu'. Nah, kalau yuyu yang aku maksud, ini yang mirip kepiting! Itu bahasa di kampungku, sih. Banyak tuh di sawah sekitar kali!" lanjut Rina yang masih berbisik juga. Dan lantaran Daniel semakin sibuk tertawa, Rina pun menahan kedua tangan kekasihnya itu. Rina menggenggamnya erat dan menyimpannya di pangkuannya. "Kakak jangan ketawa terus, takutnya abis ini justru nangis. Biasanya, kalau habis banyak ketawa kan kebanyakan orang jadi mendadak nangis!" keluhnya lirih. Mendengar kenyataan tersebut, Daniel yang terenyuh, nyaris mendaratkan ciuman di kening Rina, tapi Ipul tiba-tiba ikut mendekat ke wajah Rina sambil menatap Daniel dengan tatapan tajam. "Janur kuning belum melengkung! Jadi jangan cium-cium!" omel Ipul lirih sambil mendelik kepada Daniel. "Rese kamu, Pul!" omel Rina yang kemudian menahan sekaligus mendorong wajah Ipul agar menjauh dari wajahnya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN