"Nggak usah hah heh hah heh. Buru!" Rafli berdesis ketika melihat Zee yang tak kunjung melakukan permintaannya. "Gatal banget ini! Susah, nggak nyaman usap pakai sarung tangan. Kotor juga ini kena debu.” Ragu, tangan Zee pun terulur ke arah pipi lelaki itu. Menggaruknya pelan, sepenuh hati. Jantung Zee berdegup dengan kencang, tak menyangka jika dirinya bisa menyentuh wajah lelaki yang dikaguminya sejak dulu itu. "Udah?" "Belum." Rafli menoleh ke arah Somwang dan sudut bibirnya terangkat nyaris tak terlihat. Sengaja dia melakukan itu. Rafli tahu jika Zee menjadi incaran lelaki itu. Meski baru kenal dan perempuan itu beberapa kali membuatnya emosi, namun Rafli masih peduli padanya. Tak ingin perempuan itu jadi mainan lelaki kewarganegaraan Thailand itu. Mungkin Rafli akan bodo amat ji